Kamis, 16 Februari 2017

Pesona Wisata Lombok yang Menggoda



 (Oleh : Hartini Mulianah)
Komisariat  FIISI IAIN Mataram

            Geliat perkembangan objek pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) terutama pariwisata Lombok dalam beberapa tahun terahir mengalami perkembangan cukup pesat. Dari segi pesona dan keindahan juga, wisata Lombok telah menjadi salah satu pusat perhatian dan surga bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
            Banyak wisatawan yang berkunjung ke Lombok mengaku terpesona dengan keindahan objek pariwisata Lombok, yang selain indah juga kondisi lingkungan masih alami, mulai dari wisata pantai, air terjun, alam pegunungan, termasuk tiga gili, Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air yang ada di Kabupaten Lombok Utara
            Sehingga pernah terlontar dari para wisatawan, kalau anda ke Bali, maka anda tidak akan menemukan Lombok, tapi kalau anda ke Lombok, anda akan menemukan Bali. Statemen wisatawan tersebut saya kira tidak berlebihan kalau melihat keindahan pariwisata yang dimiliki, Lombok yang juga dikenal sebagai pulau seribu masjid
            Kalau Bali memiliki pantai Kuta, Lombok juga memiliki pantai yang tidak kalah indah nan eksotis, sebut saja pantai ping di Kabupaten Lombok Timur, pantai kuta, Tanjung An di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), Gunung Rinjani dengan Danau segara anaknya di Kabupaten Lombok Utara (KLU) dan sederetan objek pariwisata lain yang menyuguhkan sejuta keindahan
            Pantai Kute misalkan, memiliki bentangan alam yang masih sangat alami, dengan pasir putihnya diapit perbukitan dan pegunungan asri, pantai kuta banyak menjadi tujuan wisatawan lokal dan mancanegara sebagai tujuan berwisata dan rekreasi bersama keluarga, termasuk sederetan pantai lain 
            Lombok juga memiliki ratusan pulau-pulau kecil (gili) yang elok, baik untuk selancar maupun penyelaman, beberapa yang sudah populer adalah Gili air, Meno, dan Trawangan. Jika Bali memiliki Gunung Agung, Lombok memiliki Gunung Rinjani, ditambah dengan Danau Segara Anak di puncaknya.
            Kalau Bali juga dikenal Pulau Dewata dengan ribuan pura-pura, Lombok juga dikenal dengan pulau seribu masjid dan bangunan bersejarah. Di lombok tradisi waktu telu juga masih terjaga. Mereka masih melakukan upacara-upacara adat secara rutin.
            Jika Bali adalah “museum hidup” masyarakat hindu, Lombok adalah “museum hidup” bagi multikulturalisme. Danau segara Anak sebagai kaldera Gunung rinjani, contohnya, tiap tahun dikunjungi umat Hindu untuk melakaksanakan acara mulang pekelam. Upacara itu dilakukan di lereng Rinjani yang mayoritas menganut Islam dengan tradesi wektu telu. Kuliner tradisional Lombok juga tak kalah dari Bali.
            Ayam taliwang plus pelecing kangkung adalah salah satunya. Sejumlah sentra kerajinan rakyat yang mendarah daging di Lombok seperti tenun songket dan gerabah juga sangat layak “jual”. Membaca stetmentnya Bapak Tjok Suthendra, nampak menggambarkan berapa kayanya pulau lombok ini dengan sumber daya alamnya. Tetapi, apakah yang kurang di Lombok ini sehingga sampai sekarang masih berada di dalam bayang-bayang Bali?
            Melihat infrastruktur yang belum memadai, ramah lingkungan serta kebersihan lingkungan masih belum tertata, ini merupakan bagian dari kendala serta membuat tidak nyaman pengunjung wisatawan khususnya yang berasal dari manca negara.
            Begitu banyak pantai-pantai yang mengundang pusat perhatian masyarakat namun apadaya pemerintah masih belum memberikan perhatian yang penuh, seperti halnya pantai-pantai yang lainnya.”katakanlah, kuta beach, senggigi beach dan lain sebagainya.
            Menata dan memperindah diskriminasi pariwisata yang belum sempat dilirik sebenarnya dapat dijadikan sumber penghasilan Masyarakat. Sebutlah pantai mapak, selong belanak dan kawan-kawannya yang belum ditengok pula. Pemerintah tidak seharusnya memandang sebelah mata, tidak seharusnya melihat secara pinancial yang banyak, akan tetapi pemerintah dari sekarang harus memberikan perhatian serta ide-ide baru yang masih bernuansa kearifan lokal.
            Sebagai pandangan lain, sekarang ini kita bisa melihat hampir 50 % lahan di lombok sudah dikuasai para investor asing. Mereka membangun dimana-mana dengan gaya yang super hebat. Dalam hal ini pemerintah tidak muthlak harus disalahkan butuh kesadaran masyarakat juga. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh para investor untuk menguasai lahan dan hasilnya salah satunya menikah dengan orang indonesia.
            Lombok utara terkenal dengan tiga gili yang  yang menawan dan mempesona. Sekarang ini bangunan-bangunan yang ada disana itu berbagai macam rupa hampir lahan dibuat tidak bernafas khususnya gili trawangan. Belum lagi lombok timur, pantai pink adalah salah satu dari objek wisatanya yang banyak dikunjungi dan masih banyak objek wisatanya yang lain...
            Lombok tengah objek wisatanya terkenal dengan kuta beach, pasir putih sebagai ciri khasnya. Negara-negara tetangga kita banyak berdatangan dan bukan hanya orang asing saja masyarakat setempat pun tertarik  dengan keindahan suasana disana. Kita lihat lagi lombok barat salah satunya senggigi beach dan pantai-pantai yang ikut berdampingan.
            Kalok kita melihat dari kemampuan ekonomi Masyarakat pribumi secara umum rata-rata ekonomi menengah ke bawah. Maka jauh dari harapan mereka akan bisa membangun seperti yang terlihat. Sebutlah bangunan-bangunan yang ada di pantai kuta, pantai senggigi dan lain sebagainya. Atas pandangan ini pemerintah harus mampu menciptakan kreatifitas baru bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat yang ada di sekitar pesisir pantai tersebut.
            Tidak perlu dalam bentuk bangunan mewah, sederhana namun mampu menggambarkan ciri khas dari pulau lombok. Pemerintah dan masyarakat harus membangun komunikasi dan pemahaman yang sama serta didukung oleh fasilitas yang ada.
Pemerintah tidak hanya diminta untuk memeberikan bantuan dalam bentuk materi namun bisa dalam bentuk sosialisasi. Misalkan sosialisasi kebersihan, pemeperbaiki infrastruktur, serta memberikan ilmu pengetahuan bagaimana kearifan lokal pulau lombok sebenarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar